Pages

Rabu, 14 Desember 2011

(abstrak) Inti Penelitian Kualitatif

Mengapa harga wajar saham menurut analisa fundamental sangat berbeda dengan harga pasar di bursa? Kemungkinan penyebabnya karena pasar modal Indonesia tidak efisien dalam arti tidak transparan. Terdapat kemungkinan adanya mal praktek didalam penyusunan laporan keuangan oleh Kantor Akuntan Publik, sehingga informasi yang tersedia misleading (menyesatkan).
Mengapa terjadi overvalued ? Mungkin juga karena reaksi atau perubahan persepsi masyarakat terhadap saham terlambat. Keterlambatan tersebut karena memang penyebaran informasi perihal perusahaan terlambat atau menyesatkan. Mungkin juga karena goreng-menggoreng harga (churning) oleh pialang yang tidak bertanggung jawab lolos dari pemantauan Bapepam. Dengan perkataan lain penyebaran informasi yang terjadi di pasar modal adalah asimetry. Berarti kemungkinan pasar modal Indonesia belum efisien. Hal ini perlu diteliti lebih lanjut dan mendapat perhatian dari otoritas pasar modal.
Meskipun laporan keuangan perusahaan yang terdiri dari: Neraca dan Laporan Rugi-Laba” telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik dengan kualifikasi “wajar tanpa pengecualian” dan telah dipublikasikan melalui media massa yang bertiras nasional, masih tetap terdapat kemungkinan adanya malpraktek didalam penyusunan laporan tersebut. Oleh karena itu mungkin saja nilai intrinsik saham hasil analisa berdasarkan pendekatan fundamental misleading.
Akhirnya untuk mendapatkan hasil analisa harga saham yang akurat, para analist perlu memperhatikan dan mengeliminir terlebih dahulu kendala-kendala yang kemungkinan menyebabkan hasil analisa menjadi bias.