Bersabar dalam rasa syukur atau bersyukur dalam kesabaran ? apapun jawabannya kedua entitas tersebut merupakan pokok keimanan. Iman terbagi menjadi dua, separuh dalam sabar dan separuh dalam syukur. (HR. Al-Baihaqi)
Bersyukur atas nikmat Allah mempunyai cakupan yang sangat luas baik yang telah ada pada diri kita maupun yang akan datang kepada diri kita. Didalam khutbah sering kali khotib mengajak kita bersyukur atas nikmat Islam , nikmat iman dan berbagai kenikmatan yang lainnya salah satunya seperti kesehatan.
Bersyukur bisa kita lakukan lewat perbuatan dan perkataan, dan bersyukur lewat perbuatan dibagi menjadi dua yaitu bersyukur terhadap apa yang telah kita miliki untuk digunakan pada diri sendiri dan bersyukur terhadap apa yang telah kita miliki untuk digunakan bagi kebutuhan orang lain.
Bersabar dalam rasa syukur adalah syukur utuk diri sendiri dan hal ini bisa kita manifestasikan dalam syukur panca indera seperti bersyukur karena telah memiliki mata maka kita bersabar dalam melihat yang bukan hak kita, bersyukur karena telah memiliki mulut maka kita bersabar dalam berbicara yang tidak bermanfaat bahkan menimbulkan fitnah, bersyukur karena memiliki telinga berarti kita dituntut untuk bersabar dalam mendengarkan keluhan oranglain dan menahan diri dari mendengar ghibah dan seterusnya. Seperti firman Allah ” Dan Dialah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran, penglihatan dan hati. Amat sedikitlah kamu bersyukur “(Al Mu’minuun :78) hal senada terdapat pada surat (Al Mulk :23)
Bersyukur dalam kesabaran adalah wujud terimakasih kita kepada Allah bahwa kita di beri nikmat sabar, yaitu sabar dalam memberikan pertolongan kapada orang lain. “Yang paling pandai bersyukur kepada Allah adalah orang yang paling pandai bersyukur kepada manusia”. (HR. Ath-Thabrani) , karena pada hakekatnya rasa sabar juga pemberian dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang disusupkan lewat hati orang yang di pilihNya.
Selama ini kita mempersepsikan energi sabar dan syukur sebagai energi diam (kepasrahan) padahal tidaklah demikian, didalam satu hadist Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam menerangkan “Dua hal apabila dimiliki oleh seseorang dia dicatat oleh Allah sebagai orang yang bersyukur dan sabar. Dalam urusan agama (ilmu dan ibadah) dia melihat kepada yang lebih tinggi lalu meniru dan mencontohnya. Dalam urusan dunia dia melihat kepada yang lebih bawah, lalu bersyukur kepada Allah bahwa dia masih diberi kelebihan”. (HR. Tirmidzi) artinya bersabar adalah pergerakan menuju ridho Allah lewat usaha maksimal dalam urusan akherat dan berusaha menekan lonjakan nafsu duniawi lewat syukur.
0 komentar:
Posting Komentar