Setelah hamper sepuluh jam berjibaku dengan medan terjal bersalju, hawa dingin dan tipisnya oksigen, tiga pendaki tim Ekspedisi Tujuh Puncak Aconcagua (6.962 meter di ats permukaan laut), Argentina, yang menjadi titik tertinggi di daratan Amerika Selatan, senin (27/12) sekitar pukul 15.15 waktu setempat. Tangis haru pun mewarnai kedatangan mereka saat kembali ke kamp.
Ketiga pendaki tersebut adalah Ardeshir Yaftebbi, Fajri Al Luthfi, dan Martin Rimbawan. Merek hanya 15 menit di puncak. Setelah ambil foto, langsung turun, yang menjadi ketua pendakian, begitu turun dari puncak. Dari sembilan anggota tim yang mencoba menggapai puncak dari kamp terakhir, mereka bertigalah yang akhirnya mampu mengibarkan Merah-Putih.
Jika tidak didukung factor mental dan cuaca yang baik, pencapaian ke puncak ini nyaris tidak berhasil karena ketiganya juga didera kelelahan fisik yang luar biasa. Bahkan, Martin saat turun dari puncak harus diikatkan tali oleh pemandu karena kondisi fisiknya drop. Badannya lemas sekali, kalau tidak diikat bisa jatuh.Ini merupakan pendakian yang terberat baginya di bandingkanpuncak-puncak sebelumnya.
Sembilan anggota tim yang terdiri atas enam pendaki, manajer tim, wartawan Kompas, dan wartawan Metro TV memulai pendakian dari kamp terakhir tempat tim menginap di Camp Cholera (5.900 mdpl), saat hari masih gelap dan beku, atau sekitar pukul 05.30 waktu setempat. Pada ,musim panas di Argentina, matahari baru terbit pukul 06.41 dan tenggelam pukul 21.08.
0 komentar:
Posting Komentar